cover
Contact Name
Rusmin Abdul Rauf
Contact Email
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282344228117
Journal Mail Official
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Gowa, Sulawesi Selatan Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis
ISSN : 20867891     EISSN : 27162109     DOI : 10.24252/tahdis
Tahdis : Jurnal Kajian Ilmu Hadis adalah jurnal Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Alauddin Makassar yang berisi artikel ilmiah dan hasil penelitian berkaitan tentang Hadis dan Ilmu Hadis.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2019)" : 9 Documents clear
HADIS-HADIS ‘IMAMAH DALAM PERSPEKTIF AHMAD LUTFI FATHULLAH Rangga Rangga; Fadhlina Arief Wangsa
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.195 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12458

Abstract

Hadis-hadis ‘imamah bertujuan menjelaskan hakekat serban serta pemahaman Ahmad Lutfi Fathullah tentang serban. Diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komperehensif kepada masyarakat tentang serban. Penelitian bersifat library research. Hasil penelitian menjelaskan bahwa serban adalah pakaian yang digunakan di bagian kepala.  atau menunjukkan kepada bentuk pakaian yang biasa digunakan seorang laki-laki di kepalanya, dengan model yang beragam, disesuaikan dengan budaya dan tradisi masing-masing daerah. Adapun pandangan Ahmad Lutfi Fathullah bahwa serban bukan bagian dari tradisi Islam dan bukan juga Sunnah melainkan budaya dan tradisi bagi bangsa Arab yang setiap  muslim boleh mengikutinya atau mengabaikanya. Ahmad Lutfi Fathullah juga berpendapat bahwa memakai serban dengan niat mencontohi prilaku Rasulullah,  maka akan menjadi Sunnah bagi orang yang melakukannya dan akan mendapatkan pahala disisi Allah SWT., karena segala sesuatu itu dinilai sesuai dengan niatnya.
Hadis Pengakuan atas Hak-hak Perempuan: Reinterpretasi Muhammad al-Ghazali Muhammad Mundzir; Rania Nurul Rizqia
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.775 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.11086

Abstract

Diskriminasi terhadap hak-hak perempuan masih menjadi trending topic di Era Post-Truth. Perempuan masih mendapatkan perlakuan yang berbeda di mata para pengkaji teks agama. Hal tersebut dapat ditemukan di salah satu video Aplikasi Youtube, seorang ustadz mengatakan bahwa perempuan tidak perlu diberikan pemahaman tentang gender. Akibatnya, hal tersebut menciptakan paradigma bahwa perempuan tidak mempunyai peran dan eksistensi di Era Post-Truth. Sayangnya, paradigma tersebut bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Abbas, bahwa Allah mengakui perempuan sebagai manusia yang sama derajatnya dengan laki-laki. Untuk mengkaji hadis tersebut, penulis fokus terhadap pemikiran Muhammad Al-Ghazali sebagai salah satu sosok intelektual modern yang memiliki sumbangsih dalam memikirkan pengakuan atas hak-hak perempuan. Dalam memahami hadis, ia menawarkan 4 prinsip yaitu tidak bertentangan dengan al-Qur’an, memahami dengan hadis yang lain, mengkorelasikan dengan sejarah, tidak bertentangan dengan kebenaran ilmiah. Hasil dari pemahaman hadis riwayat Ibn Abbas adalah bahwa setiap manusia memiliki hak untuk dieksistensikan, perempuan pada masa Nabi masih mendapat diskriminasi karena dipengaruhi oleh budaya Jahiliyyah, mereka tidak mendapat hak untuk menunjukkan eksistensi seutuhnya. Maka dengan menganalisis kebahasaan dan sisi gender, maka sudah semestinya perempuan memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki. Perempuan sudah harus menjadi opsi primer dalam memutuskan sebuah urusan, dan perempuan berhak untuk memimpin sebuah organisasi atau sistem selama hal tersebut masih dapat dijangkau olehnya.
TEORI MENGENAI PENCIPTAAN MANUSIA DALAM HADIS NABI; KAJIAN MA’ANIL HADIS Muhammad Abduh Wahid
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.42 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12462

Abstract

The discourse between religion and science (science) is a classic issue that is still developing in the Western world in the form of secularism. However, Islam does not approach this scientific problem from that perspective because Alquran and Sunnah have provided a complete and perfect system that covers all aspects of human life. This includes the process of human creation. This paper will examine the Hadith Text About the Process of Man's creation and How the Interpretation of the Hadith according to Science. The author found that the Creation of man after the prophet Adam was created through several fertilization phases.
KEGELISAHAN DOSA DALAM PERSPEKTIF HADIS Andi Darussalam Tajang
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.23 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.11292

Abstract

Kegelisahan merupakan konstruksi psikologis yang sudah mulai mendapat perhatian para sarjana di bidang psikologi. Teori-teori yang ada dan kerangka kerja konseptual mengenai kegelisahan terutama merujuk pada para sarjana barat. Namun, teori dan kerangka kerja konseptual yang diusulkan oleh para sarjana Barat tidak cocok untuk digunakan sebagai tolok ukur dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan demikian, tujuan artikel ini adalah untuk menganalisis konsep kegelisahan khususnya yang disebabkan karena dosa berdasarkan perspektif hadis menggunakan metode analisis konten (content analysis) dengan mengidentifikasi hadis dan pendapat para ulama yang relevan dan terkait. Studi ini menemukan bahwa perbuatan kebaikan (sesuatu yang berpahala), akan membawa kepada ketenangan jiwa, akibat rahmat yang dicurahkan kepadanya. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berbuat keburukan (dosa), maka ketenangan jiwanya akan terganggu, membawa kepada kegelisahan, karena mengingkari sifat naluriahnya (fitrah)
Mengurai Polemik Hukum Ziarah Kubur Bagi Perempuan Abdul Wafi Muhaimin
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.907 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.11528

Abstract

Ziarah kubur di Indonesia menjadi daya magnet tersendiri. Ramainya tempat-tempat pemakaman yang dikramatkan, seperti pemakaman para wali, tokoh agama dan tokoh bangsa, menjadi hal yang menarik untuk dikaji, apalagi kaum perempuan semakin mendominasi mendatangi tempat-tempat makam kramat tersebut. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian penziarah, baik dalam bentuk tata cara, pengkultusan maupun campur aduknya laki-laki dan perempuan melahirkan fatwa-fatwa syirik dan haram dari sebagian kelompok yang tidak suka dengan tradisi ziarah kubur. Apalagi banyak hadis-hadis yang mengindikasikan laknat bagi perempuan yang melakukan ziarah kubur.Banyaknya hadis yang melaknat perempuan mendatangi (ziarah) kubur perlu dikaji dan diteliti dengan cermat agar tidak keliru di dalam memberikan vonis hukum. Bahwa hadis tentang hukum ziarah kubur bagi seorang perempuan tidak tunggal. Ada beberapa redaksi hadis yang berbeda dan bahkan terlihat bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan redaksi hadis ini akan memberikan konsekuensi logis lahirnya perbedaan hukum seputar ziarah kubur bagi perempuan.
PANJANG RAMBUT NABI MUHAMMAD SAW. (Studi Ma‘ani al-Hadis dan Implementasinya pada Jamaah an-Nadzir Gowa – Sulawesi Selatan) Radhie Munadi
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.087 KB) | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.11615

Abstract

The many schools in Islam in Indonesia make a diversity of understanding of the hadith. The diversity of understanding can be seen from their practice in accordance with their respective understanding. Among them is the understanding of Jamaah an-Nadzir in practicing the sunnah of the Prophet's hair by lengthening his hair to the shoulder. These differences encourage researchers to conduct research on the hadith nature of the Prophet's hair. This article tries to examine how the concept of the Prophet's hair is accommodated by the hadith, and how the implementation of the hadith in the Jamaah an-Nadzir. Research is expected to provide a comprehensive understanding of the concept of the Prophet's hair in line with the hadith.
مراسيل مصنف ابن أبي شيبة في كتاب الأيمان والنذور والكفارة دراسة تخريجية تحليلية Rusmin Abdul Rauf
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12476

Abstract

This research addresses the Mursal Hadith in the Musannaf (compilation) of Ibn Abi Shaybah, by collection them from the Book of Oath, Vow, Atonement. They are studied in term of matn (their text) and sanad (chain of narration). A brief introduction of the narrator of the musannaf is also given. Attestation of the hadith in other books is examined and the status of hadith is determined, whether they remain daif (weak) or upgraded to be hasan li gharihi. This is concluded with some available jurisprudence. The researcher used the inductive method to collect mursal hadith in the Musannaf of Ibn Abi Shaybah from the Book of Oath, Vow, Atonement and used the critical approach on the attestation in other books and determine the status of the hadith and used the analytical method to conclude on some jurisprudence of the Mursal Hadith. As a result, the researcher found most of mursal hadith in the musannaf eligible to be upgraded into hasan li gharihi. And the rest remain daif due the unavailable attestation in another book or weaken narrator.
Konsep Kecukupan Bahan Pangan Perspektif Islam Kaslam Kaslam
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12466

Abstract

Konsep kecukupan bahan pangan diatur dalam islam. Banyak dalil yang membahas metode dalam mengatur persediaan bahan pangan, mulai dari produksi, distribusi hingga pola konsumsinya. Bahan pangan menjadi tidak cukup ketika ada kesalahan dalam memproduksi atau memakmurkan bumi. Metode mengelolah lahan pertanian juga diatur dalam islam. Walaupun bahan pangan telah diproduksi mencukupi, tetapi pola distribusinya tidak merata juga akan mempengaruhi tingkat kecukupan bahan pangan bagi masyarakat. Distribusi harus merata dan terpola sehingga mencukupi untuk semua orang. Jika produksi dan distribusi bahan pangan telah aman, akan tetapi pola konsumsi belum memakai kaidah – kaidah islam, maka bahan pangan yang tersedia juga tidak akan mencukupi. Pola konsumsi yang tidak berlebih-lebihan dan tidak mubazzir adalah salah satu hal yang diatur dalam islam. Olehnya itu ketiga aspek ini harus berjalan dengan baik diatas petunjuk Al Qur’an dan Hadis.Kata Kunci : Bahan Pangan, Produksi, Distribusi, Konsumsi
KHALWAH; ANALYTICAL STUDY OF PROPHET MUHAMMAD'S TRADITION Ummi Farqah
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v10i2.12475

Abstract

The purpose of this study is to understand the interpretation of the ahadith on the prohibition of khalwah. Nowadays, we are facing there are many people do not follow the limitation prescribed by shari’ah during their engagement period and they are still involving in khalwah in the Muslim world. This happens mainly because majority of those are not aware of the ahadith on prohibition of khalwah or they do not have better understanding of the ahadith. Thus, this study to analyze ahadith of the khalwah. The conclusion reached for this research shows that all interpretation of the ahadith agreed on the prohibition of khalwah. Finally, the result indicates that the understanding towards the ahadith on the prohibition of khalwah should be strongly instilled in every moslem. Thus, they will leave khalwah even they are engaged.

Page 1 of 1 | Total Record : 9